Tradisi Unik Suku Lao Di Thailand Untuk Mendatangkan Hujan
Senin, 30 Juli 2018
Add Comment
informasitempat, Tradisi Unik Suku Lao Di Thailand Untuk Mendatangkan Hujan - Tujuan Wisata di Thailand kini bertambah yaitu dengan Sajian tradisi unik dari Suku Lao yang mempunyai cara unik dalam mendatangkan hujan, karena tradisi mendatangkan hujan bagi suku lao adalah tradisi turun temurun dari nenek moyyang mereka.
Cara Suku Lao Thailand Mendatangkan Hujan
Selama berabad-abad para petani suku lao ini menghidupkannya untuk memanggil hujan, yang disebut dengan Bun Bang Fai Rocket Festival. Festival ini biasanya diadakan setiap bulan ke enam kalender lunar dan menjadi satu-satunya waktu bagi petani untuk membujuk Dewa Hujan, Phya Thaen untuk menurunkan hujan. Bila hujan turun berarti para petani punya persediaan air cukup untuk bercocok tanam kembali. Konon, festival ini ada hubungannya dengan Raja Katak sebagai reinkarnasi dari sang Buddha.
Festival Roket Di Thailand
Saat ini festival roket di thailand merupakan ajang pertemuan tahunan terbesar di thailand. Masyarakat berdoa dan menari-nari, menyembah Dewa Phya Thaen. Layang-layang diterbangkan, makanan murah-meriah dihidangkan dan lagu tradisional dinyanyikan dengan riang. Semua bergembira memperingati momen kemenangan Buddha yang berhasil mengalahkan Phya Thaen.
Cerita ini bermula sejak Sang Buddha belum dilahirkan kembali dan masih menjalani beberapa reinkarnasi di muka bumi. Salah satunya ada yang menjadi Phya Khankhaak, si raja Katak. Buddha dalam wujud Raja Katak ini digambarkan memerintah dengan bijaksana sehingga semua binatang hidup bahagia dan menyembahnya dengan hormat.
Baca Juga Sejarah Sidarta Sebagai Guru Orang Asia Dan Buddha
Baca Juga Sejarah Sidarta Sebagai Guru Orang Asia Dan Buddha
Keadaan ini membuat Dewa Hujan Phya Thaen cemburu dan merasa tehina, ia menahan hujan selama delapan tahun delapan bulan. Penduduk bumi jadi sangat menderita. Para petani tidak bisa bercocok tanam dan sejumlah besar hewan ternak maupun tanaman mati kekeringan. Tidak tahan dengan kekeringan yang lebih lama, semua mahluk hidup di bumi bersekutu untuk mengalahkan Phya Thaen. Raja Naga mengawali pertempuran dengan membawa pasukannya, tetapi ia pulang dengan tubuh penuh luka-luka, banyak pasukannya yang tewas. Raja Lebah mencoba menyerang Phya Thaen dan Raja Lebah pun kalah.
Atas desakan rakyat, Raja Katak ahirnya maju melawan Phya Thaen, strategi pertama, mengirimkan rayap untuk menggerogoti alat perang Phya Thaen, lalu menyusul Raja Kaljengking untuk menyusup di kayu bakar dan pakaian-pakaian prajurit Phya Thaen. Ketika matahari terbit, Dewa Hujan Phya Thaen yang baru bangun merasa kedinginan, tiba-tiba ia diserang dari tiga penjuru sekaligus. Ia digigit kalajengking, dan ketika ia akan menggunakan alat perangnya, ia melihat alat perangnya sudah habis di makan rayap. Hingga ahirnya tidak butuh waktu lama, Raja Katak dan pasukannya bisa mengalahkan Dewa Hujan.
Karena Dewa Hujan sudah kalah, Dewa Phya Thaen pun terpaksa menyanggupi permintaan Sang Buddha untuk setia menurunkan hujan setiap tahun. Kemenangan Buddha inilah yang dirayakan penduduk Suku Lao di Thailand setiap tahunnya.
Peluncuran Roket Raksasa Pada Ritual Mendatangkan Hujan Suku Lao Thailand
Sesuai namanya, puncak festival roket tentu berupa peluncuran roket raksasa, jangan bayangkan roket seperti buatan NASA. Roket sederhana ini hanya terbuat dari bambu yang di isi bubuk mesiu. Ada empat roket yang diluncurkan, masing-masing sesuai ukurannya. Keempat roket ini di arak meriah dengan tarian dan nyanyian menuju lapangan luas, Bangfaihoi adalah roket yang paling kecil, dan diluncurkan terlebih dahlu. Jika roket Bangfaihoi terbang tinggi artinya hujan pasti akan datang dengan segera, setelah itu barulah Bangfaihoi yang berisi 12 kilo bubuk mesiu.
Roket besar selanjutnya adalah Bangfaimune, yang beratnya antara 12 sampai 119 kilo bubuk mesiu, dan yang paling besar adalah Roket Bangfaisene, yang berisi lebih dari 120 kilo bubuk mesiu. sungguh sangat meriah ketika melihat roket-roket tersebut dijajarkan dalam warna-warni meriah.
Tepat pukul 12 siang, satu per satu roket diluncurkan, di iringi tarian dan nyanyian tradisional, kira-kira begini lirik dari nyanyian tradisional suku lao itu :
"Oh Hao Oh Hao.... beri kami minum atau kami tidak akan pergi
jangan lari, nanti kami lempari dengan kotoran.
jika kami mati, kami akan menghantuimu.
dan kami akan reinkarnasi jadi bayi
dan akan merenger-rengek meminta susu".
Diyakini, begitu roket lepas landas ke langit, Dewa Hujan teringat akan janjinya untuk menurunkan hujan. Begitu hujan turun, suara katak bersahut-sahutan menandakan musim tanam sudah siap. rakyat pun bergembira dan menerbangkan layang-layang sangat tinggi. Begitu Dewa Hujan mendengar sorak-sorai penduduk bumi, itu pertanda ia menghentikan hujan dan menunggu sampai datang roket di tahun berikutnya.
Baca Juga 7 Tips Travelling Saat Puasa Agar Tetap Kuat
Baca Juga 9 Tips Memilih Biro Perjalanan Atau Travel Agen
Baca Juga 7 Tips Travelling Saat Puasa Agar Tetap Kuat
Penutup
Itulah tradisi unik Suku Lao di Thailand yang mempunyai cara tersendiri dalam memanggil hujan yang lama tidak turun ke bumi. Setiap negara dan kota ataupun daerah memiliki beragam cara dan tradisi unik dalam memanggil hujan atau meminta hujan. Karena air yang datang dari langit begitu memiliki manfaat untuk kehidupan manusia dan mahluk hidup di bumi. Oleh sebab itu tradisi unik Suku Lao ini begitu unik sehingga dijadikan travel destination tahunan Thailand.Baca Juga 9 Tips Memilih Biro Perjalanan Atau Travel Agen
0 Response to "Tradisi Unik Suku Lao Di Thailand Untuk Mendatangkan Hujan"
Komentar baru tidak diizinkan.