Indonesia Menjadi Awal Peradaban Manusia Di Dunia - Tempat Informasi -->

Sponsor:

Indonesia Menjadi Awal Peradaban Manusia Di Dunia

Indonesia Menjadi Awal Peradaban Manusia Di Dunia - Berdasarkan fakta, baik fakta secara tekstual maupun bukti temuan arkeologis, dapat disimpulkan bahwa bencana, khususnya yang dapat dikisahkan kembali berupa banjir besar maupun faktor yang mengakibatkan musnahnya sebuah peradaban di masa lalu.

Dari kajian literatur produk peradaban pula kita dapat mengambil referensi yang paling akurat mengenai rangkaian fakta tekstual dari bukti arkeologi yang ditemukan kemudian. Arysio Santos, menggarisbawahi tentang peristiwa banjir besar yang terjadi pada zaman Nabi Nuh sebagai fakta besar yang tidak dapat diingkari dari bagian sejarah hidup dan peradaban manusia.

Ketika Peradaban Manusia Dimuali Dari Daerah Vulkanis

Dalam kisah asal-usul sebuah bangsa selalu dikenal bagian kedatangan mereka, yang disebut istilah "orang yang tiba dengan kapal". Pelayaran mereka sebagai akibat dari terjadinya musibah banjir besar di wilayah hidup mereka sebagai akibat terjadinya banjir besar tersebut secara menyeluruh.


Gambar Indonesia Menjadi Awal Peradaban Manusia Di Dunia


Terutama ketika manusia hidup di era memasuki zaman es yang menenggelamkan sejumlah peradaban manusia di permukaan bumi, zaman es ditandai dengan mencairnya kutub pada sekitar 11.000 tahun yang lalu. Sehingga, usai zaman es manusia mengalami pengulangan hidup dan kembali kepada zaman batu dan kayu.

Dari kehancuran dan sisa-sisa yang dapat ditandai, diperkirakan bisa dilacak kemungkinan peradaban bangsa Atlantis yang berada di sekitar kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Gagasan Arysio Santos ini menggunakan atas dasar pada kondisi geografis secara fisikal alam lingkungan di Indonesia.

Benarkah Indonesia Tempat Peradaban Pertama Manusia Di Dunia?

Antara lain karena Indonesia dikenal sebagai daerah yang paling vulkanis. Keberadaan gunung-gunung api yang menimbulkan kesuburan dan menjadi pusat pertumbuhan kehidupan manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, berikut unsur mahluk hidup penunjang kelestarian lainnya.

Pada akhirnya, kehidupan manusia juga menumbuhkan peradaban yang dikenal sebagai kebudayaan dan agama. karena itu Arysio Santos tidak lagi meragukan temuannya itu, peradaban dimulai dari Indonesia sebagai wilayah yang paling vulkanis. Teori Arysio Santos mungkin dapat dikatakan telah memiliki kekuatan secara geologis. Namun, tentu saja masih perlu didukung pembuktian pada gen manusia sebagai sumber pertumbuhan dan berkembangnya sebuah peradaban di masa yang lampau.

Sementara itu, untuk mancapai akurasi jenis manusia yang menjadi agen peradaban di masa lalu yang diberi nama sebagai bangsa Atlantis, dalam hal ini adalah gen dari ras Austronesia sebagai bangsa tertua di dunia ini.

Kebenaran Arysio Santos untuk menegaskan tentang wilayah Atlantis berada di Indonesia pun dapat terpenuhi melalui metode pembuktian gen. Karena, berdasarkan kajian biomolekuler, suku bangsa yang mewakili ras Austronesia di Indonesia berada di Pulau Natuna, Kepulauan Riau, terutama untuk mendukung hipotesis tentang penyebaran dan asal-usul manusia, yaitu bersumber dari sebuah pulau kawasan yang besar dan luas di Laut China Selatan yang tenggelam akibat zaman es.

Baca Juga Sejarah Atlantis Dimulai Dari Zaman Es Pleistosen

Bangsa Austronesia diyakini memiliki tingkat kebudayaan yang tinggi, sifat dan keadaan tersebut menyerupai imajinasi dan teori tentang bangsa Atlantis yang disebut dalam mitos Plato. Ketika zaman es berakhir, yang ditandai dengan tenggelamnya Benua Atlantis, bangsa Austronesia menyebar ke berbagai penjuru dunia.

Mereka lalu menciptakan keragaman budaya dan bahasa pada masyarakat lokal yang disinggahinya dalam tempo cepat yaitu pada 3.500 sampai 5.000 tahun lalu. Kini rumpun Austronesia menempati separuh permukaan bumi ini. Jika dikaitkan dengan teori dan kisah dalam teks atau narasi Kitab Suci, tentu ada kesamaan atau kemiripan sejauh menyangkut tentang asal-usul manusia dan tumbuhnya peradaban.

Demikian pula teori tentang zaman es, yang menyebutkan keberadaan sebuah daratan besar yang pada zaman dahulu bernama Sunda Land. Luas daratan itu kira-kira dua kali negara India. kemudian akibat mencairnya es di kutub, daratan itu terbenam oleh luapan air banjir besar dan akhirnya menghilang dari permukaan bumi. Pada akhirnya, daratan yang muncul di permukaan-berdasarkan kesamaan kawasan - kini hanya Sumatera, Jawa, dan Kalimantan yang memenuhi kesamaan ciri dan fisiknya.

Bangsa Austronesia memiliki tingkat peradaban sebagai rumpun bangsa yang menjadi fenomena besar dalam sejarah manusia. Rumpun ini memliki sebaran yang paling luas, mencakup lebih dari 1.200 bahasa yang tersebar dari Madagaskar di barat hingga Pulau Paskah di Timur. bahasa tersebut kini dituturkan oleh lebih dari 300 juta orang.

Dari keunggulan dan daya survive bangsa tersebut, kiranya dapat diteliti faktor pendukungnya, seperti dengan menguak bagaimana mereka memiliki strategi untuk survive. Termasuk daya jangkau pencapaian pelayaran mereka hingga Mesopotamia.

Penuturan bahasa Autronesia berasal dari Sunda Land yang tenggelam di akhir zaman es, populasi yang sudah maju, Proto-Austronesia, menyebar hingga ke Asia daratan hingga ke Mesopotamia. Di tempat baru itu mereka mempengaruhi penduduk lokal dan mengembangkan peradaban. Arysio Santos, ia tidak secara fisik menyebutkan ras atau gen manusia dari benua Atlantis. Arysio Santos hanya menggunakan dasar rujukan yang menyebutnya ada empat jenis gen manusia.

Baca Juga Sejarah Atlantis Versi Arysio Santos

Kesimpulan

Dari dasar teori itu, harusnya dapat dicapai satu kesepakatan bahwa bangsa Atlantis pernah ada dan kemungkinan berada di Indonesia. Penyebab musnahnya atau hilangnya peradaban mereka adalah akibat banjir besar di masa lampau, yang kejadiannya itu mungkin disebabkan oleh mencairnya es di kutub pada zaman es.

Namun metode riset yang diterapkan Arysio Santos dapat dikatakan cukup proporsional, akurat, dan teruji.mengingat, Arysio santos menyatakan risetnya yang telah diterbitkan pada tahun 2005 itu dilakukan selama 30 tahun itu juga menampilkan 33 komparasi, antara lain meliputi aspek luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan budaya becocok tanam atau teknologi pertanian.

Dari komparasi yang cukup lengkap dan komprehensif itu akhirnya dicapai kesimpulan bahwa Benua Atlantis adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurut Arysio Santos itu adalah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.

Baca Juga Sejarah Piramida Atlantis Berasal Dari Indonesia

Share this post

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel