Revolusi Amerika, Penemuan Benua Amerika Dan Koloni Amerika Utara
Selasa, 19 Juni 2018
Revolusi Amerika, Penemuan Benua Amerika Dan Koloni Amerika Utara - Revolusi Amerika merupakan tuntutan kemerdekaan yang dilancarkan oleh koloni-koloni Inggris di Amerika Utara. Revolusi tersebut memuncak pada kelahiran Amerika Serikat pada tanggal 4 juli 1776.
Pada tahun 1492, Christophorus Columbus, mendarat di Kepulauan Bahama, Cuba dan Santo Domingo. Columbus mengira bahwa ia telah sampai di India. itulah sebabnya, penduduk asli pulau-pulau tersebut disebut Indian. Keberhasilan ekspedisi Columbus mencengangkan masyarakat Eropa ketika itu. Untuk beberapa lama, masyarakat Eropa percaya bahwa Columbus memang telah sampai pada di Asia melalui Lautan Atlantik.
Pada awal abad ke 16, baru lah kekeliruan itu dijernihkan oleh seorang navigator dan pedagang Florence, Italia, Bernama Amerigo Vespucci. Antara tahun 1499-1503, Amerigo Vespucci mengadakan beberapa ekspedisi ke tempat yang pernah dikunjungi oleh Columbus dan beberapa tempat lainnya di sekitarnya. Hasil pengalaman dalam perjalanannya itu diungkapkan dalam suatu laporan rinci mengenai keadaan geografis tempat-tempat yang dikunjungi Columbus beukanlah Asia, melainkan suatu benua baru.
Sebagai penghargaan atas jasanya, seorang pakar geografi Jerman Martin Waldsemuller mengusulkan untuk mengabadikan nama Amerigo Vespucci pada benua baru itu. dan sejak saat itulah benua baru itu diberi nama Amerika hingga sekarang.
Keberhasilan Columbus berlanjut dengan gelombang ekspedisi lainnya, ekspedisi itu antara lain dilakukan oleh Spanyol, Portugis, Inggris, Prancis dan Belanda. Spanyol dan Portugis mendominasi ekspedisi ke Amerika Tengah dan Amerika Selatan. sedangkan tiga bangsa lain mendominasi ekspedisi ke Amerika Utara.
Terbentuknya Koloni Di Amerika Utara
Sejak abad ke-17, terbentuk sejumlah koloni di Amerika Utara. Sejumlah serikat dagang Inggris berperan penting dalam kolonisasi itu. Kolonisasi itu berawal dari keinginan sejumlah serikat dagang untuk menanamkan modalnya di Amerika Utara. Keinginan itu didukung sepenuhnya oleh parlemen Inggris. Dukungan itu berupa pemberian wewenang kepada serikat dagang untuk menanamkan modal sekaligus mendirikan koloni di Amerika Utara.
Selain serikat dagang, kaum Puritan memegang peranan penting dalam kolonisasi di Amerika Utara. Kaum ini merupakan sekelompok orang yang melaksanakan norma-norma Protestan secara ketat dan tertutup. Prinsip mereka bertentangan dengan norma agama Anglican yang berlaku di Inggris. Karena mendapat tekanan, kaum Puritan bermigrasi ke Amerika Utara. Mereka membangun koloni dengan tetap mempertahankan aturan hidup beragama yang ketat di tempat yang baru.
Peranan pihak swasta (serikat dagang) dan kelompok terbuang (kaum Puritan) dalam pendirian koloni membuat koloni-koloni Inggris di Amerika Utara berciri Otonom sejak awal. Meskipun tetap bagian dari Kerajaan Inggris, koloni-koloni itu tidak mau berkembang sesuai kekhasannya masing-masing. Di kemudian hari, ciri otonom ini sangat berperan sebagai pemicu revolusi Amerika.
Koloni Virginia
- Nama koloni dipilih sebagai penghormatan terhadap ratu Inggris Elisabeth I yang dijuluki The Virgin Queen.
- Koloni didirikan pada tahun 1607 oleh serikat dagang dari London, Virgin Bay Company. koloni berawal dari koloni kecil Jamestown (mengambil nama raja Inggris, James II)
- Setelah koloni berkembang pesat, Gubernur Virgina Thomas Dale memberlakukan aturan hukum dan moral secara ketat
- Gubernur Virginia Sir George Yeardley, dewan perwakilan bernama House of Burgesses. dewan ini menjadi perintis dewan pemerintahan setelah Amerika Serikat terbentuk.
- Bangkrutnya Virginia Bay Company dan berbagai persoalan sosial mengakibatkan Virginia langsung dibawah kuasa kerajaan Inggris sejak tahun 1624.
Koloni Maryland
- Nama koloni maryland diambil dari nama ratu Perancis Henrietta Maria, kawan karib raja Inggris Charles I.
- Koloni didirikan oleh perusahaan perseorangan yang dipimpin oleh Lord Baltimore
- Keluarga Baltimore mendominasi pemerintahan koloni
- Sejak tahun 1715, Maryland langsung berada di bawah kekuasaan Kerajaan Inggris
Koloni New England
- Koloni berawal dari koloni kecil Plymouth, yang didirikan oleh kelompok Pilgrims (pelarian gereja Anglican Inggris) dibawah pimpinan William Bradford.
- Sejak tahun 1691, serikat dagang Massachusets Bay Company mengembangkan Plymouth menjadi koloni lebih besar bernama New England. Nama itu dipilih John Smith sebagai penghormatan terhadap Dewan New England di Inggris yang mengijinkan Massachusets Bay Company membuka usaha di Amerika Utara.
- Warga Plymouth berperan membuat New England menjadi koloni yang stabila dan otonom terhadap campur tangan Inggris. Dikemudian hari, New England menjadi pusat kegiatan perjuangan kemerdekaan Amerika Serikat.
Koloni New York
- Koloni New Yorkini dirintis oleh serikat dagang dari Belanda bernama Albania. koloni bernama Nieuw Amsterdam.
- Pada tahun 1664, koloni diambil alih oleh Inggris,namanya diganti menjadi New York karena berada di bawah kekuasaan Duke of York (York adalah nama wilayah di Inggris).
- Sejak Duke of York menjadi raja Inggris dengan gelar James II, status New York langsung dibawah kekuasaan Kerajaan Inggris.
Koloni Pennsylvania
- Koloni ini dirintis oleh kelompok Quaker, di bawah pimpinan William Penn
- Ciri Quaker yang liberal membuat Pennsylvania menjadi koloni yang otonom, dinamis, dan makmur, melebihi koloni lainnya. dikemudian hari, Pennsylvania ikut berperan dalam perjuangan kemerdekaan Amerika Serikat.
Kelima koloni tersebut menjadi inti perkembangan 13 koloni di Amerika Utara. Koloni yang terletak disepanjang pantai timur Amerika Utara itu adalah New Hampshire, Massachusets, Rhode Island, Connecticut, New York, New Jersey, Pennsylvania, Delaware, Maryland, Virginia. North Carolina, South Carolina, dan Georgia. Koloni-koloni tersebut itulah yang mengawali pembentukan Amerika Serikat pada tahun 1776.
Baca Juga Sejarah Benua Atlantis Pasca Plato
Baca Juga Sejarah Benua Atlantis Pasca Plato