Sejarah Menyingkap Misteri Benua Atlantis - Tempat Informasi -->

Sponsor:

Sejarah Menyingkap Misteri Benua Atlantis

Sejarah Menyingkap Misteri Benua Atlantis - Bagi sebagian orang, Atlantis dipercaya sebagai benua yang hilang, rumah pertama peradaban manusia, dan tanah terang serta keemasan yang diluluh lantahkan oleh berbagai bencana alam yang besar, seperti letusan gunung berapi, gempa bumi dan tsunami.

Setelah berbagai bencana alam yang menghantam tanpa ampun, keberadaan benua Atlantis tersebut kemudian pada akhirnya tenggelam di dasar samudera dengan pucuk-pucuk pegunungan yang menjulang dari atas laut.

Misteri Benua Atlantis Antara Mitos Dan Realita


Gambar Sejarah Menyingkap Misteri Benua Atlantis


Untuk sebagian orang lagi, benua Atlantis hanya dipandang sebagai kisah legenda atau sebuah mitos daripada sebagai sebuah realitas dan fakta. Dalam bukunya The Mystery of Atlantis, Charles Berlitz menyatakan bahwa sebagian geolog dan oseanografer setuju bahwa "sesuatu" yang menyerupai benua pernah ada di sekitar Atlantik. Namun di hampir sebagian besar ensiklopedia Atlantis diyakini tidak lebih dari hanya sebuah mitos belaka.

Ini tidak pernah menjadi rujukan ke catatan sejarah manapun, jikalau benua Atlantis hanya sekedar dongeng, maka cerita benua Atalantis adalah sebuah dongeng yang hidup sampai sekarang ini. Lebih dari 5000 buku telah ditulis tentang benua Atlantis yang hilang itu, Atlantis sepertinya tetap merupakan bagian dari kebudayaan kita, terserah kita akan mempercayai atau tidak mempercayainya.

Charles Berlitz menginspirasi karya klasik, mempengaruhi sejarah, bahkan Charles menyumbang berbagai penemuan baru, namun secara umum sebagian para arkeolog tetap memandang bahwa benua Atlantis bukan hanya sekedar dongeng atau sekedar mitos, tetapi benua Atlantis adalah sebuah realitas atau fakta sejarah, yang keberadaannya bukan hanya isapan jempol belaka.

Dari apa yang dikemukakan oleh Charles Berlitz tersebut, jika kita perhatikan, deskripsi yang ia kemukakan sebenarnya mengandung potensi perdebatan mengenai ada dan tidak adanya benua Atlantis di atas bumi ini. Di satu sisi dia mendeskripsikan bahwa Atlantis keberadaanya diakui oleh sebagian ilmuan, namun di sisi lain, Charles Berlitz juga mengatakan keberadaan benua Atlantis itu diragukan oleh sebagian ilmuan yang lainnya.


Penemuan Carbon Dating

Kemudian dalam perkembangannya, keraguan atas benua Atlantis itu semakin menguat ketika terjadi revolusi dalam ilmu arkeologi yaitu ketika menemukan carbon dating pada tahun 1950-an. Pada masa dekade itu, ditemukannya teknologi carbon dating, untuk pertama kalinya, para arkeolog dan scientist bisa mendapatkan secara pasti peninggalan arkeologis, yaitu dengan cara menguji unsur kimiawi situs tersebut.

Hasil penelitian carbon dating ternyata menunjukan bahwa piramida-piramida yang dipisahkan jarak anata kedua sisi samudera Atlantik itu dibangun pada masa yang tidak berdekatan. Para arkeolog juga menemukan bahwa piramida Mesir dan piramida bangsa Maya dibangun dengan cara teknik yang sama sekali berbeda.

Revolusi arkeologi ini pada gilirannya menolak apa yang diargumenkan oleh Donnelly yang mengatakan bahwa salah satu bukti dari keberadaan benua Atlantis dapat didasarkan atas berbagai peninggalan yang dapat ditemukan di Mesir. dimana peninggalan-peninggalan itu menunjukan secara kuat terhadap keberadaan benua Atlantis tersebut, dan tentang keberadaan kebudayaan Maya dan Aztec.

Hubungan Benua Atlantis Dan Bangsa Maya

Pada pertengahan dan akhir abad ke-19, beberapa sarjana Mesoamerika, dimulai dari Charles Etienne Brasseur de Bourbourg, dan termasuk Edward Herbert Thompson dan Augustus Le Plongeon, menyatakan bahwa benua Atlantis berhubungan dengan peradaban bangsa Maya dan bangsa Aztec.

Donnelly mengambil catatan Plato mengenai benua Atlantis dengan serius ia menyatakan bahwa semua peradaban kuno yang diketahui berasal dari kebudayaan neolitikum bertaraf tinggi, tempat ini merupakan salah satu dari banyak tempat yang diduga sebagai lokasi benua Atlantis, salah satunya adalah di Mesir.

Donnelly percaya bahwa pada masa lalu di Samudera Atlantik berseberangan dengan mulut Laut Mediterania, benar pernah terdapat pulau raksasa, menurutnya, deskripsi Plato tentang pulau itu sama sekali bukan sebuah dongeng atau sebuah mitos saja, melainkan sebuah fakta yang dilacak kebenarannya ewat pendekatan keilmuan. pendekatan  inilah yang membedakan buku Donnelly dengan karya tentang Atlantis yang ada sebelumnya.

Yang menarik, Donnelly berteori bahwa benua Atlantis adalah peradaban pertama yang dimilki oleh umat manusia, benua Atlantis pula yang merupakan kekuatan kolonial yang mengajarkan peradaban ke seluruh pesisir dan daratan di seputar Atlantik.

Tidak hanya berhenti sampai disitu, Donnelly mengungkapkan juga bahwa benua Atlantis pula yang menyebarkan peradaban ke Mediterania, Kaukasus, Amerika Selatan dan Amerika Utara, bahkan hinga ke Baltik hingga ke Asia Tengah. Maka sangat wajar apabila dalam argumen Donnelly, seluruh mitologi yang dikenal di Mesir serta di Peru adalah perwujudan dari Agama bangsa Atlantis, yaitu mengabdi kepada Matahari.

Aksara Penduduk Atlantis

Aksara Phoenicia, adalah ibu dari seluruh alfabet Bangsa Eropa, yang juga dipandang oleh Donnelly sebagai keturunan langsung dari aksara yang digunakan oleh penduduk Atlantis.

Donnelly bahkan merujuk pada sebab-sebab alamiah untuk menjelaskan fenomena gempa bumi dan banjir besar yang menenggelamkan benua Atlantis, Donnelly berpendapat bahwa tenggelamnya sebuah daratan yang bernama Benua Atlantis ini pernah terjadi dalam sejarah, contohnya adalah terjadinya gempa bumi yang memicu terjadinya tsunami yang menenggelamkan sebagian Sisilia dan 2.00 mil persegi daratan di Lembah Indus pada masa lalu.

Sebagian argumen ilmuan yang dikemukakan oleh Donnelly dalam bukunya terbukti usang, sejalan dengan penemuan ilmu pengetahuan modern. akan tetapi, preposisi dasar yang dikemukakannya tetap menjadi asal mula kepercayaan para pencari dan fanatisi Atlantis.

Kaum yang percaya pada keberadaan Atlantia salah satunya adalah merujuk pada adanya kesamaan legenda benua Atlantis, yang secara bersamaan hidup dalam mitos kuno diberbagai bangsa - mereka percaya pada Atlantis memang yakin jika benua yang hilang itu benar-benar ada, pastilah kenangan tentang Atlantis hidup di benak bangsa-bangsa di kedua sisi Samudera Atlantik.

Bukti baru tentang keberadaan Atlantis pun terus bermunculan, pada tahun 1968, Dr, Manson Valentine menemukan reruntuhan yang kemudian diberi nama dengan sebutan " Bimini Road" atau jalan bimini.

Jalan Bimini adalah sejumlah tembok, pondasi jalan, dan dermaga yang tersembunyi di kedalama. lokasinya di sebelah timur Bimini Utara. temuan tersebut sekali lagi memicu perdebatan tentang keberadaan benua Atlantik, bagi para scientis penentang keberadaan Atlantis, Bimini Road tidak lebih dari sekumpulan karang dan bebatuan laut biasa. Akan tetapi, bagi mereka yang percaya, tidak mungkin ada bebatuan laut yang berbentuk pola-pola sedemikian rapi dalam skala yang begitu luas dan besar, apakah mungkin ada sekumpulan bebatuan laut yang secara kebetulan memiliki bentuk semacam tiang-tiang besar sejenis di bawah permukaan laut?

Ramalah Edgar Cayce Tentang Atlantis

Untuk kaum yang percaya, ditemukannya Bimini Road adalah kebenaran yang diramalkan oleh Edgar Cayce. Edgar Cayce adalah seorang paranormal asal Virginia, Amerika Serikat dan ia adalah seorang periset fenomena-fenomena supranatural yang meninggal pada tahun 1945. Pada saat hidupnya, Edgar telah melakukan ratusan wawancara dengan "alam gaib" serta melakukan pengamatan spiritual yang membuktikan bahwa benua Atlantis memang perna ada dan benar-benar ada.

Uniknya, pada tahun 1940, Edgar Cayce telah meramalkan penemuan jalan Bimini oleh Dr. Manson Valentine. "Poseidia" akan menjadi bagian Atlantis telah mempengaruhi banyak figur besar dalam sejarah. Menurut Charlez Berlitz dalam bukunya The Mysteri of Atlantis, Christoper Columbus pun terpangaruh oleh mitos ini, ia termasuk orang yang tergoda untuk mencari keberadaan "Antilia" untuk Atlantis sebelum akhirnya Christoper Columbus menemukan benua Amerika.

James Room, salah seorang Professor dari Bard Collage, New York, mengatakan bahwa Atlantis adalah sebuah cerita yang memukau imajinasi dan Atlantis adalah sebuah misteri besar yang mengandung banyak sekali elemen-elemen yang akan membuat orang senang untuk berkhayal tentang benua yang hilang itu.

Baca Juga Sejarah Atlantis Pasca Plato


Kesimpulan

Ada beberapa teori yang mengatakan dimana Atlantis sebenarnya berada, salah satunya mengatakan bahwa Atlantis itu berada di Mediterania, di pesisir pantai Spanyol, bahkan ada yang mengatakan bahwa Atlantis itu dulunya berada di bawah benua Antartika. Dan James Room berkata " tunjuklah salah satu titik di peta bumi, dan seseorang akan mengatakn bahwa benua Atlantis itu berada disana, disetiap tempat yang ada di dalam imajinasimu.

Robert Ballard, salah seorang petualang dari National Geographic yang menemukan bangkai Titanic pada tahun 1985, ia mengatakan bahwa, Atlantis adalah sebuah legenda "Logis", semenjak bencana banjir dan gunung meletus seringkali terjadi disepanjang sejarah umat manusia, termasuk salah satunya yang telah menghancurkan dan menghilangkan benua Atlantis.

Sekitar 3.600 tahun yang lalu, terjadi sebuah gunung meletus yang telah menghancurkan pulau Santorini, pada saat terjadinya erupsi gunung meletus inilah, peradaban Minoa langsung hilang begitu saja secara tiba-tiba bagai ditelan bumi.

Baca Juga Sejarah Sejarah Atlantis Menurut Teory Arysio Santos

Share this post

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel