Sejarah Kepunahan Bangsa Atlantis
Selasa, 06 Maret 2018
Teori Keberadaan Atlantis - Teori tentang keberadaan Atlantis tidak terhitung jumlahnya dan sangat bervariasi, bukti-bukti yang diasumsikan dapat memperkuat teori juga tidak mencukupi. Semua teori berkembang dianggap masih bersifat spekulatif dan justru merangsang ribuan pertanyaan. Hingga saat ini, Benua Atlantis masih menjadi misteri terbesar dalam peradaban manusia yang tidak terkuak.
Diantara banyak teori tentang Atlantis, dapat diuraikan di bagian ini juga beberapa berisi yang diungkapkan pakar terkait. Versi Pertama Keberadaan Atlantis - Versi pertama yang meyakini Atlantis berada di Laut Atlantik. Versi ini juga memperkirakan luas wilayah Atlantik sama luasnya dengan Portugal dan bahkan sampai ke seberang Atlantik di perairan Karibia.
Versi Kedua Tentang Keberadaan Atlantis - Versi kedua menyebutkan Atlantis berada di Irlandia, versi ini di ungkapkan oleh Dr. Ulf Erlingsson, seorang ahli geografi yang mendalami geografi fisik pada Universitas Uppsala di Swedia. Erlingsson menyatakan Irlandia adalah Pulau Atlantis yang dimaksud oleh Plato.
Penyebab Benua Atlantis Punah
Alasannya, ukuran, geografi, dan bentang alam Atlantis sama percis dengan Irlandia. Yang paling substansial dalam teorinya adalah perihal ukuran panjang dan lebar Pulaunya yang sama. Selain itu, terdapat daratan di tengah pulau yang dikelilingi gunung-gungung. Erlingsson juga merasa yakin, cerita Plato memiliki 99,98 persen data geografis Irlandia. Selain itu, bencana yang berakibat hilangnya Atlantis, yang dimaksud Plato adalah tenggelamnya Dogger Bank akibat air pasang yang luar biasa pada tahun 6.100 tahun Sebelum Masehi.
Teori Erlingsson tidak hanya menggunakan dasar kajian secara geografis fisik, Erlingsson juga mencantumkan situs megalitik di Irlandia yang setara dengan monumen megalitik lainnya di Eropa dan Afrika Utara. Situs-situs megalitik tersebut masuk dalam batas wilayah Atlantis menurut Plato. Masing-masing kajian tentang Atlantis mendapatkan waktu pembenarannya, karena, teori-teori yang diterapkan juga terasa meyakinkan dengan hipotesis yang dikemukakan sebelumnya.
Lebih lagi, rujukan utamanya juga tetap pada satu gagasan dari Plato, sampai pada 2005, diperoleh hasil penelitian baru tentang keberadaan Atlantis, yaitu teori yang dipresentasikan dalam simposium International yang bertema "The Dispersal Of Austronesian and The Ethnogeneses of The People In Indonesian Archipelago" yang digelar 28-30 Juni 2005 di kota Solo, Jawa Tengah - Indonesia.
Dari simposium itu, narasumber mengungkapkan tentang hipotesis terkini tentang keberadaan Atlantis. Yaitu berupa daratan Indonesia. Sebagian Arkeolog dan Ilmuan Amerika Serikat bahkan meyakini Benua Atlantis adalah sebuah pulau besar bernama Sunda Land atau Suma Terra Land, wilayah yang kin ditempati dan diberi nama Sumatera, Jawa dan Kalimantan.
Wilayah Sumatera, Jawa dan Kalimantan adalah yang sekitar 11.600 tahun lalu adalah daratan-daratan yang masih merupakan kontinen (Benua) yang sangat besar. Namun, benua ini perlahan-lahan tenggelam dan terpisah seiring dengan berakhirnya zaman Es. Baca Juga Sejarah Atlantis Dimulai Dari Zaman Es Pleistosen
Teori tersebut mendasarkan pada hipotesis sebagian hasil kajian ilmiah seiring makin canggihnya pengetahuan tentang arkeologi molekuler. Disebutkan juga, Pulau Natuna dan penduduknya merupakan sisa-sisa terpenting yang memiliki kaitan dengan Atlantis. Berdasarkan kajian Biomolekuler, penduduk asli di Pulau Natuna memiliki gen yang mirip dengan bangsa Austronesia tertua. Bangsa ini diyakini memiliki kebudayaan tinggi seperti yang di katakan Plato dalam mitologi yang dikemukakannya.
Selain itu, masih dalam dalam konteks yang mendukung pendapat Atlantis berada di Indonesia, ada teori yang menyebutkan, penduduk Atlantis terbagi dua, yaitu :
Pertama, keturunan minoritas bangsa Lemuria yang berkulit putih, tinggi, dan bermata biru, dan berambut pirang. Bangsa ini merupakan nenek moyang suku bangsa Arya dan dipercaya memiliki garis keturunan Bangsa Pleides.
Kedua, penduduk lain yang berkulit cokelat/kulit gelap, relatif memiliki badan yang pendek, bermata cokelat, dan berambut hitam, mereka diyakini memiliki garis keturunan Bangsa Mu atau Lemuria atau Pasifika.
Kehancuran Benua Atlantis
Pada waktu itu, bangsa luar angkasa, disebut sebagai bangsa Pleides, adalah bangsa yang sudah berhubungan baik dengan penduduk bumi, mereka pada umumnya dianggap sebagai Dewa karena kemampuannya jauh lebih diatas penduduk Atlantis. Teori ini juga didasarkan pada referensi tentang keberadaan Hastinapura (Bahasa Sansekerta atau Atlantis) tepatnya di sekitar wilayah Suma Terra (Sumatra) atau disebut juga Swarnabhumi atau Land of Taprobane. Pulau ini berada ditengah-tengah 2 pilar penyangga yaitu : Gunung Krakatau dan Gunung Toba yang super besar.
Kehancuran Atlantis disebut-sebut sebagai akibat konflik internal para penguasa. Atlantis pun luluh lantak karena peperangan super modern dengan menggunakan teknologi tinggi yaitu Nuklir yaitu senjata-senjata pemberian bangsa Pleides.
Senjata tersebut memiliki daya hancur massal yang dimiliki oleh para pemimpin-pemimpin Atlantis, yang pada akhirnya memicu ketidakstabilan pada alam. Kehancuran atlantis itu terutama di atraksikan dalam lakon wayang India. Antara lain, diilustrasikan perang yang terbagi dalam dua kubu besar, Pandawa dan Kurawa.
Kendaraan-kendaraan tempur dan pesawat-pesawat tempur diilustrasikan sebagai kereta kencana, sedangkan panah-panah sakti adalah simbol dari rudal balistik atau laser beam. Peristiwa besar itu yang dimenangkan oleh kubu Pandawa, tetap saja mengakibatkan alam menjadi tidak seimbang. Pada akhirnya terjadi letusan bear dari 2 gunung super vulcano (2 pilar) yang mengapit mereka, yang memusnahkan penduduk Atlantis secara global, yaitu Gunung Krakatau dan Gunung Toba.
Danau Toba, danau terluas diatas ketinggian seribu meter dari permukaan air, adalah kaldera raksasa yang diasumsikan sebagai sisa-sisa dari gunung raksasa tersebut, ledakan itu menyebabkan gelombang Tsunami yang dahsyat sehingga menghapus semua kebudayaan yang pernah berdiri di Sumatera. Akibat letusan itu, tersapu dan di hempaskan ke seluruh bagian dunia hingga terhisap ke dasar Lautan Atlantik. Sementara itu, sebagian kecil penduduk yang selamat lari ke arah barat. dan mereka mencapai India, Alengka (Srilangka), dan menjadi Ras Arya.
Sebagian lagi lari ke arah timur dan menjadi Bangsa Oceania dan Indian, namun bagian kecil penduduk yang selamat adalah penduduk-penduduk yang berada di lingkar luar yang jauh dari pusat Atlantis. Sehingga, kesinambungan teknologi tiba-tiba terhenti dan kembali ke zaman prasejarah. Mereka hanya mewariskan kisah-kisah ini yang kemudian memberikan pemahaman kepercayaan yang dianut oleh penduduk bumi sebagai tuntunan dan pedoman hidup agar tidak terjadi lagi kehancuran yang berakibat musnahnya peradaban manusia untuk kesekian kali.
Sejak saat itu, bangsa Pleides (mahluk luar angkasa) memutuskan tidak ikut campur dalam perkembangan manusia, termasuk sampai pada hitungan saat ini, kerena munculnya di setiap kebudayaan sebagai campur tangan mereka terhadap proses pendewasaan manusia di bumi. Justru mengakibatkan kehancuran.
Dengan perbedaan tingkat peradaban dan teknologi itu dianggap manusia bumi belum siap menerima teknologi yang mereka sampaikan. Karena selalu yang terjadi adalah penyalahgunaan, campur tangan tersebut juga ternyata berdampak pada pemujaan berlebihan dan menganggap mereka sebagai Dewa yang pada akhirnya menyingkirkan keberadaan Tuhan.
Saat ini mereka hanya mengamati dan sesekali datang mengunjungi kita yang penampakannya sering disebut-sebut dengan UFO ( Unidentified Flaying Object) atau alien. Kemunculan UFO yang sering diberitakan oleh Dunia Barat (Amerika dan Eropa) juga dianggap mereka sedang mengobservasi bagian sisi kebudayaan yang paling maju seperti mereka melakukannya pada kebudayaan terdahulu.
Dalam teori tersebut, orang Indonesia sekarang bukan orang keturunan Atlantis dan Mu/Lemuria, melainkan suku Mongoloid yang berasal dari China Selatan melalui Malaka dan suku Negroid Austro yang berasal dari Australia, mereka itu yang akhirnya tinggal di wilayah bekas reruntuhan Atlantis.
Teori spekulatif yang lain tentang kebedaan Benua Atlantis, justru saling berseberangan satu sama lain. Dalam teori lain, Atlantis selalu dihubung-hubungkan dengan keberadaan UFO secara langsung, dipercayai, oleh para pendukung keberadaan UFO, mahluk-mahluk ekstraterestial tersebut adalah manusia Atlantis yang meninggalkan bumi karena kehancuran massal.
Mereka dengan teknologi majunya, pindah ke planet lain, ada yang beranggapan mereka pindah ke planet mars, lalu pindah lagi ke planet lain. Hal ini juga menerangkan evolusi manusia yang berubah menjadi alien. Dalam waktu ribuan tahun atau lebih lama lagi, karena perkembangan teknologi yang sangat besar, kepala manusia menjadi lebih besar karena posisi otak yang mereka gunakan semakin maksimal, tubuh mereka menjadi lebih kurus karena semakin maju teknologi, tidak ada lagi pekerjaan keras yang mereka kerjakan.
Mulut mereka menjadi lebih kecil karena konsumsi sudah lebih dengan cara di infus atau sudah berbentuk pil, mereka sesekali berkunjung ke bumi untuk meneliti kehidupan yang telah ia tinggalkan.
Kesimpulan
Sebuah kepunahan bisa dikenali dari jejak atau bekas yang tertinggal atau informasi lain yang menandai keberadaannya di masa sebelumnya. kepunahan Benua Atlantis antara lain dapat dilacak dari temuan oleh peneliti James Churchward yang menemukan tulisan sakral penduduk peradaban Tibet yang menunjukan "dua benua tidak dikenal".
Chruchward menduga salah satunya adalah Benua Atlantis. begitu juga sebuah Petroglyph di Yucatan, Meksiko. yang ditemukan oleh William Niven. Benda purbakala itu menggambarkan konfigurasi tidak dikenal dari sebuah daratan disekitar Atlantik dan Pasifik. Ada yang memperkirakan Benua tersebut berada disekitar Portugal dan bahkan samapi ke seberang Atlantik di Perairan Karibia.
Baca Juga Sejarah Benua Atlantis Dan Salib Atlantis
Baca Juga Sejarah Benua Atlantis Dan Salib Atlantis