Proses Dan Fungsi Sosialisasi Sebagai Pembentukan Kepribadian
Kamis, 13 Desember 2018
Proses Dan Fungsi Sosialisasi Sebagai Pembentukan Kepribadian
Proses sosialisasi adalah proses dimana seorang anak belajar untuk dapat menjadi anggota masyarakat. proses sosialisasi dialami seseorang sejak ia kecil hingga dewasa dan hidup di masyarakat. proses sosialisasi dipelajari seorang ini berbeda dengan masyarakat di perkotaan. bagi anggota masyarakat perkotaan, status sosial yang diraih (achieved status) dapat penghargaan dari masyarakat.
anak melalui pihak-pihak atau media yang disebut agen sosialiasi, selain agen sosialisasi, kita akan mengetahui proses terbentuknya kepribadian anak melalui teori sosial. sejak diciptakan, manusia telah dilengkapi dengan naluri untuk mengendalikan seluruh perilaku dan potensi dalam dirinya. oleh karena itu, manusia perlu mengembangkan potensi dalam dirinya melalui belajar.
sosialisasi merupakan proses pembelajaran masyarakat menghantarkan warganya masuk ke dalam kebudayaan. sosialisasi merupakan seperangkat kegiatan masyarakat ketika individu belajar dan mengajar untuk memahirkan diri dalam peranan sosial sesuai dengan potensinya.
pengertian sosialisasi dilihat dari prosesnya dapat dibedakn menjadi sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder.
Sosialisasi Primer
sosialisasi primer adalah sosialisasi seorang individu memasuki keanggotaan masyarakat. sosialisasi ini diawali oleh sikap hormat-menghormati, tolong-menolong, toleransi, jujur, dan kasih sayng.
Sosialisasi Sekunder
sosialisasi sekunder adalah sosialisasi di luar lingkungan keluarga yang merupakan kelanjutan dan perluasan sosialisasi primer.
kepribadian seseorang akan berpengaruh terhadap proses sosialisasi seseorang. dia akan menerima atau menolak proses soisalisasi sesuai dengan kadar kepribadian yang dimilikinya. misalnya, seorang siswa akan menolak jika diajak oleh temannya bermain game pada jam sekolah.
Tahapan Sosialisasi Dalam Pembentukan Kepribadian Seseorang
1. Sosialisasi Dalam Keluarga
di dalam keluarga terjadi interaksi dan disiplin pertama dalam kehidupan sosial untuk membentuk suatu kepribadian. orangtua berperan sebagai pendidik pertama bagi anak-anaknya. orangtua menanamkan nilai-nilai hidup dalam keluarga. oleh karena itu, kepribadian seorang anak sangat dipengaruhi oleh latar belakang keluarga.
karena hampir semua manusia lahir dan dibesarkan dalam sebuah keluarga. hanya sebagian kecil manusia tidak dibesarkan dalam sebuah keluarga, misalnya anak yatim piatu yang hidup dan dibesarkan di panti asuhan.
pada tahap awal sosialisasi, yaitu ketika kita masih bayi hingga usia kanak-kanak (dibawah 5 tahun). seorang anak lebih bergantung kepada orang tuanya daripada campur tangan orang luar. pada tahap ini, salah satunya adalah dasar kepribadian sang anak itu sendiri.
seiring dengan bertambahnya usia, proses sosialisasi yang kita peroleh semakin rumit dan beragam. perhatikan seorang bayi berumur satu tahun, pada saat itu, bayi hanya disosialisasikan untuk dapat mengucap kata "bapak dan ibu". beranjak usia setahun lebih, bayi diajarkan untuk berjalan diatas dua kaki dan diajarkan beberapa kata tambahan seperti kata makan, tidur, minum dan sebagainya.
pada sekitar usia empat tahun, anak disosialisasikan oleh orang tua tau anggota keluarga lainnya untuk mengerti perbedaan status antara laki-laki dan perempuan. misalkan memberikan pakaian yang berbeda. seorang anak perempuan diberikan pakaian rok, sedangkan anak laki-laki diberikan celana pendek. melalui proses sosialisasi, seseorang akan dapat mengerti status dan peranannya dalam keluarga maupun dalam masyarakat.
hal-hal tersebut didasarkan pada pola nilai dan norma yang berlaku di masyarakat kita, bahwa anak laki-laki harus kuat dan tidak boleh cengeng. sementara anak perempuan harus lemah lembut, nilai dan norma ini pun masih berlaku hingga kita dewasa.
keluarga merupakan pintu gerbang bagi seseorang untuk dapat menghadapi dunia luar yang memiliki beragam pola aturan dan kebiasaan keluarga juga menjadi agen sosial pertama yang mengajarkan pada anak nilai-nilai kekhasan kelompoknya.
keluarga akan mengajarkan pada anak-anak tentang adat istiadat suku oarng tuanya maupun agama yang dianut oleh orang tuanya.
2. Sosialisasi Dengan Teman Bermain
pada saat ini seseorang akan belajar berinteraksi dengan orang yang sederajat atau sebaya dengan usianya. seseorang akan mempelajari aturan-aturan yang ada pada kelompoknya. dalam kelompok teman sepermainan, seseorang akan mulai mmepelajari nilai-nilai keadilan, tetapi pemikirannya masih bersifat egosentris, belum dapat menilau pendirian orang lain.
kelompok sepermainan sangat berpengaruh dalam pembentukan kepribadian, misalnya tumbuhnya rasa aman, kemandirian, rasa simpati, dan membentuk sikap dewasa. semakin meningkat usia anak, semakin penting pula pengaruh kelompok teman sepermainan.
terkadang terjadi konflik antara norma yang didapat dari keluarga dan norma yang diterimanya dalam pergaulan dengan teman sepermainan. terutama pada masyarakat yang berkembang secara dinamis. akibatnya dapat menjurus pada tindakan yang bertentangan dengan norma yang tidak disukai masyarakat.
dalam proses sosialisasi keluarga, biasanya hubungan sosial yang terbentuk adalah hubungan yang tidak sejajar. hubungan sosial tidak sejajar artinya posisi seorang anak dianggap selalu lebih rendah daripada orangtuanya. sebaliknya, dalam sosialisasi teman bermain dan berteman dengan kelompok sebaya biasanya jauh lebih dapat mengutarakan kehendak bebas kita. inilah yang dimaksud dengan hubungan sosial yang sejajar. nilau terpenting selama proses sosialisasi kelompok bermain ini adalah nilai keadilan.
melalui proses sosialisasi, kita dapat memahami dan menghayati jenis hubungan sosial seperti hubungan sosial yang sejajar dan hubungan sosial yang tidak sejajar.
diantara agen sosialisasi lainnya, kelompok bermain merupakan proses sosialisasi yang paling bersifat informal. bersifat informal artinya aturan yang mengatur hubungan antaranggotanya paling sedikit, atau bahkan tidak ada. apabila dalam keluarga masih terdapat berbagai tata krama yang mengatur posisi anak dan orang tua, maka dalam hubungan pertemanan tata krama tersebut hampir tidak ada.
kelompok bermain ini juga tetap ada di kalangan orang dewasa atau orang tua. contohnya kelompok sebaya untuk orang dewasa, misalnya kelompok arisan, hampir tidak ada seorang manusia yang tidak memiliki kelompok bermain, karena semua karakter dasar manusia adalah makhluk sosial.
3. Sosialisasi Dengan Lingkungan Sekolah
sekolah merupakan tempat dimana anda bertemu dengan teman lain yang berasal dari tempat dan keluarga yang berbeda. mereka mempunyai keluarga dan cara hidup yang berbeda-beda. oleh karena itu, teman-teman anda di sekolah banyak yang memiliki sifat dan sikap yang berbeda dengan lingkungan dan keluarga anda.
agar perbedaan yang ada tidak saling beretentangan maka dibuat aturan sekolah, aturan yang ada di sekolah disesuaikan dengan tujuan sekolah. setiap siswa sekolah wajib mematuhi turan yang berlaku. teguran dan hukuman yang dikeluarkan sekolah merupakan bentuk sanksi yang diberikan jika tidak memperhatikan dan mematuhi peraturan sekolah yang ada.
sekolah merupakan agen sosialisasi bersifat formal pertama, pada awal perkembangan seseorang. bersifat formal artinya terdapat sejumlah peraturan yang mengatur jalannya interaksi antara anggotanya. misalnya ada jam masuk sekolah, ada jam istirahat, jam keluar sekolah, atau tentang aturan tata cara berprilaku pada guru.
hal penting yang diperoleh seseorang di sekolah dan tidak diperoleh di agen sosialisasi yang lainnya adalah ilmu pengetahuan. hanya disekolah kita dapat mempelajari matematika, sejarah atau ilmu lainnya secara mendalam.
sekolah merupakan suatu jenjang peralihan antara keluarga dan masyarakat. memperkenalkan kepada kita tentang aturan sosial baru yang diperlukan bagi anggota masyarakat. aturan baru tersebut kadang sering berbeda dan bahkan dapat bertentangan dengan aturan yang dipelajari selama sosialisasi di rumah.
4. Sosialisasi Dengan Agama
ada banyak pengertian atau definisi tentang agama, umumnya, agama adalah sebuah sistem keyakinan bahwa ada sesuatu yang lebih berkuasa dan mengatur kehidupan ini daripada manusia. secara resmi, di Indonesia hanya ada lima agama yang diakui yaitu : Islam, Kristen, Hindu, Budha, Katolik.
agama mengajarkan manusia untuk hidup rukun dan damai serta memikirkan pula kepentingan orang lain. oleh sebab itu, agama juga menjadi agen sosialisasi kerana memberikan dampak positif bagi pemersatu masyarakat. nilai dan norma sosial yang diajarkan dalam agama, seperti keadilan, kasih sayang, dan persaudaraan sangat penting bagi kelangsungan suatu masyarakat. dalam proses sosialisasi, seseorang juga akan diarahkan untuk berbuat baik dan benar melaui ajaran agama.
5. Sosialisasi Media Masa
agen sosialisasi yang penting lainnya bagi masyarakat modern adalah media massa, media massa mencakup media cetak dan media elektronik. kemajuan teknologi telah menciptakan media massa sebagai salah satu agen sosialisasi bagi masyarakat modern, contohnya : teknologi mesin, teknologi satelit, dan teknologi komputer.
saat ini hampir seluruh orang di dunia termasuk di daerah pedalaman sudah dapat dijangkau oleh media massa. oleh karena itu, media massa telah dianggap sebagai salah satu agen sosialisasi yang dapat memberikan dampak sangat besar dan luas bagi masyarakat banyak.
kesadaran akan arti pentingnya sarana media massa bagi sosialisasi seorang anak, dapat kita lihat pada banyaknya program televisi, banyaknya media sosial yang bertujuan mempengaruhi pengetahuan, keterampilan, dan sikap penontonya.
media massa dapat menjadi agen sosialisasi yang positif, namun dapat juga memiliki dampak negatif. beberapa acara televisi, ada yang tidak sesuai dengan tahapan perkembangan kepribadian anak, terutama acara televisi yang memperlihatkan kekerasan atau pornografi. dan acara-acar seperti itu dapat mempengaruh negatif kepada kepribadian anak.