Sejarah Bangsa Maya Yang Memiliki Tingkat Ilmu Pengetahuan Dan Kebudayaan Tinggi
Minggu, 08 April 2018
Sejarah Bangsa Maya Yang Memiliki Tingkat Ilmu Pengetahuan Dan Kebudayaan Tinggi - Bangsa Spanyol masuk ke Amerika Selatan pada abad ke-16, dengan status agresor mereka menjajah daratan yang masih asli ini. Penduduk Amerika Tengah dan Amerika Selatan ketika itu hidup sebagai petani yang masih primitif, mereka sama sekali tidak berdaya dan tidak memiliki kekuatan menghadapi kapal-kapal dan meriam kuat bangsa Spanyol.
Dan dengan cepat, bangsa Spanyol menyebarkan agama mereka ke tempat tersebut, dua orang misionaris yang melihat kepercayaan takhayul dan ilmu sihir penduduk setempat, segera membakar tempat tersebut, yang mengakibatkan buku kuno yang disembunyikan semuanya hangus terbakar.
Proses Penemuan Benda Bersejarah Peninggalan Bangsa Maya
Siapa yang menyangka, buku-buku yang dibakar tersebut adalah buku kuno yang mencatat pusaka pengetahuan peninggalan kebudayaan bangsa Maya yang telah lama menghilang. Di dalam buku tersebut tercatat secara terperinci tingkat ilmu pengetahuan dan kebudayaan bangsa Maya yang sangat tinggi pada saat itu. Mungkin demikian takdirnya, kini para ilmuan yang menyelidiki kebudayaan bangsa Maya hanya bisa mengilustrasikan kehebatan bangsa Maya saat ini secara tambal sulam berdasarkan potongan naskah yang berhasil dikumpulkan.
Ilmu Perbintangan Bangsa Maya Yang Digunakan Dalam Membuat Bangunan
Piramida bangsa Maya dapat dikatakan merupakan bangunan piramida kedua yang terkenal setelah piramida di Mesir. kedua jenis bangunan piramida ini terlihat tidak begitu sama dalam hal bentuk, warna piramida. Piramida di Mesir berwarna kuning keemasan, sebuah piramida bersudut empat yang berbentuk kerucut, agak terkikis setelah berabad-abad tertiup oleh angin, ditempa oleh hujan.
Piramida bangsa Maya lebih rendah sedikit, dan piramida bangsa Maya disusun dari bebatuan yang berwarna abu-abu dan putih, tidak semuanya berbentuk kerucut, di puncaknya ada sebuah balairung untuk memuja Dewa. Disekeliling piramida bangsa Maya masing-masing memiliki 4 tangga, setiap tangga memiliki 91 undakan, jadi secara total 4 buah tangga ditambah satu undakan bagian paling atas adalah berjumblah 365 undakan, dan itu tepat jumlah hari dalam satu tahun dalam kalender kita.
Bangsa Maya sangat memperhatikan ilmu perbintangan, baik itu diterapkan di dalam atau diluar bangunan yang dibuat oleh bangsa Maya, dan semuanya adalah angka yang berhubungan dengan hukum peradaban benda langit. Selain jumlah undakan tangga, pada 4 bagian piramida masing-masing terdapat 52 buah relief 4 sudut, yang menandakan satu abad bangsa Maya adalah 52 tahun.
Observatorium Astronomi Bangsa Maya
Observatorium bangsa Maya juga memiliki bentuk bangunan yang sangat spesifik, jika dilihat dari sudut pandang masa kini, secara fungsional maupun secara bentuk luar observatorium bangsa Maya sangat mirip dengan observatorium masa kini. Sebagai contoh, misalnya menara pengamatan observatorium Kainuoka, yang mana diatas teras yang indah dan sangat besar pada menara tersebut, terdapat undakan kecil bertingkat-tingkat yang menuju ke bagian teras.
Ada beberapa kemiripan dengan observatorium sekarang ini juga merupakan sebuah bangunan tingkat rendah yang berbentuk tabung bundar, pada bagian atas terdapat sebuah kubah yang berbentuk setengah bola, kubah ini dalam rancangan observatorum sekarang adalah tempat untuk menjulurkan teropong astronomi.
Empat buah pintu di latau rendah tepat mengarah pada 4 posisi, jendela di tempat itu membentuk 6 jalur hubungan dengan serambi bagian depan, minimal tiga diantaranya berhubungan dengan astronomi, salah satunya berhubungan dengan musim semi (musim gugur), sedangkan dua lainnya berhubungan dengan aktivitas bulan.
Menara piramida observatorium Kainuoka ini adalah peninggalan terbesar dalam sejarah, peninggalan sejarah yang lain yang memiliki bangunan yang serupa. semuanya dalam posisi yang saling merapat dengan matahari dan bulan. Akhir-akhir ini arkeolog beranggapan bahwa astronom bangsa Maya pada zaman purbakala telah mampu membangun jaringan pengamat astronomi pada setiap wilayahnya.
Baca Juga Sejarah Benua Atlantis Pasca Plato
Baca Juga Sejarah Benua Atlantis Pasca Plato
Kesimpulan
Jika dinilai pada saat ini, bangunan tersebut cukup membuat takjub. piramida bangsa Maya misalnya, bagaimanakah cara bangsa Maya memotong bebatuan yang berukuran besar, lalu diangkutnya bebatuan itu ke tempat yang jauh dalam hutan belantara, bebatuan yang memiliki berat puluhan ton itu ditumpuk hingga mencapai tinggi 70 meter.
Jika tidak didukung dengan alat angkut dan peralatan yang memadai, adalah hal yang sangat sulit untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Dan suku bangsa Maya yang hidup dalam hutan belantara, mengapa harus mengerahkan upaya dan tenaga dengan demikian besar. dan membangun sebuah jaringan pengamat observatorium? Jika dilihat dari sejarah, teleskop baru ditemukan pada abad ke-16 oleh Galileo, setelah itu kemudian muncul observatorium yang muncul pada zaman modern. yang saat itu konsep yang demikian dapat dikatakan sangat maju dan canggih.