6 Masalah Yang Dapat Menghancurkan Pernikahan
Kamis, 12 April 2018
informasitempat, 6 Masalah Yang Dapat Menghancurkan Pernikahan - Pernikahan bukan akhir dari sebuah kisah kasih, pernikahan adalah awal perjalanan panjang mencari kebahagiaan yang abadi, tetapi jalan menuju kesana penuh dengan berbagai masalah dan cobaan. Lalu bagaimana cara kita menghadapi masalah yang ada dalam pernikahan?
Menikah seakan akhir dari sebuah perjalanan cinta, itu yang selalu digambarkan oleh kebanyakan pedongeng. Kita masih ingat dengan dongeng remaja cinderela dari belahan negri Eropa, juga kisah Rama Shinta dari negara timur. Padahal, setelah pernikahan banyak masalah bermunculan, bahkan tidak jarang masalah ini membawa mereka ke pengadilan dan bercerai, dan biasanya yang harus dihadapi oleh pasangan muda mudi berkaitan dengan komunikasi dan penyesuaian diri.
6 masalah yang membayangi setelah pernikahan
1. Pacaran Yang Tidak Menjamin
Masa perkenalan yang panjang sebelum menikah, tidak menentukan kelanggengan hubungan pernikahan. Ada pasangan yang cuma tiga bulan berkenalan tapi perkawinannya langeng, sebaiknya, pasangan yang bertahun-tahun pacaran pun bisa retak hanya dalam hitungan beberapa bulan saja. Masalahnya, saat berpacaran orang hanya sibuk dengan hal-hal yang indah saja, perbedaan diantara mereka sering diabaikan. Problem yang muncul sering ditolerir dan merasa itu bisa berubah atau bisa diselesaikan. Karena dalam masa pacaran isinya hanya keromatisan saja, tidak ada tanggung jawab dan tidak ada komitmen.
2. Tidak Cukup Hanya Cinta
Cinta seringkali dijadikan landasan untuk menikah, tapi cinta sering menjadi penyebab saat rumah tangga tidak bisa dipertahankan. Cinta di urutan teratas saat memutuskan pernikahan. Karena cinta abadi tidaj terjadi begitu saja, tetapi harus dipelajari, diperaktekan dan di uji. Pernikahan sukses adalah hasil kerjasama du sejoli yang terampil mengembangkan cinta mereka.
3. Antara Harapan Dan Kenyataan
Saat menikah setiap orang selalu membangun harapan-harapan, namun harapan seringkali tidak logis dan tidak sebanding dengan realita. Padahal harapan pula yang mengundang kekecewaan. Akibat rasa kecewa yang menumpuk, tidak tertahankan dan menjadi bom waktu. Untuk itu, persamaan persepsi mengenai pernikahan adalah hal yang mutlak bagi calon suami istri. Kesamaan visi pernikahan membuat mereka tahu tujuan pernikahan mereka. apa yang menjadi keinginan dan harapan pasangan.
4. Tinggalkan Egois Pada Diri Sendiri
Saat menikah, banyak hal yang harus di ubah, jika dahulu terbiasa hanya memikirkan diri sendiri, kini anda juga harus memikirkan pasangan, jika suatu pernikahan sudah terjalin, maka perubahan dari saya menjadi kita, tetapi seringkali untuk merubah paradigma "saya" menjadi "kita" butuh banyak pengorbanan, misalnya penyesuaian diri terhadap pasangan, keluarga, kerabat, sementara di sisi lain pengalaman kebersamaan masih minim.
Selain itu, tantangan di usia lima tahun pernikahan adalah masa-masa perjuangan untuk memperoleh kemampuan ekonomi. Entah suami, atau bersama-sama harus bekerja keras untuk bisa memenuhi tuntutan hidup. Dan faktor ini pun sangat bisa mengurangi kualitas kebersamaan sehingga akhirnya salah satu pihak merasa terabaikan.
5. Pengaruh Keluarga
Problem yang biasa muncul adalah proses penyesuaian diri, tidak hanya dengan pasangan hidup, tetapi juga dengan kerabat-kerabat yang ada, karena orang menikah bukan hanya mempersatukan diri, tapi juga mempersatukan seluruh keluarga. Padahal kriteria pemilihan berlaku untuk pasangan, mertua, atau ipar itu tidak dipilih kan? Karena itu bisa jadi hubungan dengan pasangan nyaman-nyaman saja, tetapi dengan mertua masih sulit untuk menyesuaikan diri.
Untuk itu dibutuhkan keterbukaan dan rasa percaya diri yang tinggi antar pasangan, saat ada masalah dengan keluarga. Pihak pasangan harus membela pasangannya terlebih dahulu, karena walau bagaimana pun suami atau istri adalah orang baru dalam keluarga.
Untuk mereka yang masih menumpang di rumah mertua, konflik dengan keluarga pasangan adalah tanda agar segera mandiri, jangan biarkan konflik dengan keluarga pasangan menjadi memburuk, mengalah dan menjauhi adalah solusi paling tepat, anda berdua juga akan merasa lebih nyaman membangun keluarga anda.
Baca Juga Makna Dari Bahagia Hidup Berumah Tangga
Baca Juga Makna Dari Bahagia Hidup Berumah Tangga
Keuangan Yang Menjadi Titik Masalah
Banyak masalah pernikahan disebabkan oleh uang, masalah keuangan merupakan hal yang sensitif, terbukalah mengenai segala hal dalam keuangan. Jika orang menganggap anda seorang metrealistis itu tidak masalah, membicarakan masalah keuangan pada masa perkenalan serius sangat dianjurkan. Keterbukaan ini membuat anda siap menghadapi masalah keuangan saat dalam pernikahan. membicarakan masalah keuangan juga bukan hal yang menakutkan, karena itu mulailah dari sekarang, jangan ada rahasia keuangan dalam kehidupan pernikahan anda.
Sebenarnya masih banyak masalah yang akan dihadapi oleh pasangan baru, seperti masalah anak atu karir yang tidak kalah pentingnya. Untuk semua ini anda membutuhkan kesabaran, komunikasi dan keinginan untuk mempertahankan pernikahan. Ingatlah, semuanya tergantung pada dir anda dan pasangan anda, karena ini adalah rumah tangga anda.
Baca Juga Cara Mengatasi Konflik Ketika Penghasilan Istri Lebih Besar
Baca Juga Cara Mengatasi Konflik Ketika Penghasilan Istri Lebih Besar