Teknik Ternak Domba Agar Hasil Ternak Melimpah
Jumat, 14 Desember 2018
Teknik Ternak Domba Agar Hasil Melimpah
Domba merupakan salah satu jenis ternak yang banyak dipelihara oleh masyarakat Indonesia. hal ini disebabkan karena domba dapat berkembang biak dengan cepat, mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan, dan dagingnya relatif digemari oleh masyarakat.
perkembangan peternakan sebagai bagian dari peternakan di Indonesia sampai saat ini masih terus mengalami peningkatan yang cukup berarti. peningkatan tersebut selain ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan protein hewani, juga diusahakan untuk kebutuhan ekspor. salah satu sumber protein tersebut adalah daging yang salah satunya dihasilkan oleh ternak domba.
populasi domba semakin banyak, namun untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging masih kurang, karena kebutuhan protein hewani masyarakat makin meningkat.
perekembangan peternakan tidak lepas dari penyediaan stok bibit dengan kualitas dan kuantitas yang baik, serta didukung oleh sumber daya manusia yang hadal. oleh karena itu untuk penyediaan stok bibit yang berkualitas, maka dibutuhkan stasiun-stasiun pengembangan ternak dibeberapa daerah.
Tujuan Dari Pengembangbiakan Domba
- menambah wawasan, pengalaman dan keterampilan dalam pengelolaan peternakan khususnya peternakan domba
- memperaktekan dan membandingkan ilmu yang didapat dengan keadaan di lapangan
- untuk mengetahui seberapa jauh dalam penyediaan stok bibit domba berkualitas serta dalam upaya mempertahankan populasi domba.
Tujuan Dari Peternakan Domba
- mempertahankan dan meningkatkan populasi, kualitas dan produktivtas domba
- memenuhi kebutuhan daging
- memelihara keseimbangan antara bibit dan stok domba
- memperluas lapangan kerja
- membantu peningkatan pendapatan masyarakat
- membantu terselenggaranya penelitian mengenai domba
Fungsi Kandang Dalam Peternakan Domba
- memepermudah tatalaksana
- menghemat tempat
- melindungi ternak dari angin dan cuaca buruk
- mempermudah melakukan pengawasan terhadap pemberian makanan, pertumbuhan ternak, dan kemungkinan adanya penyakit.
Kontruksi Kandang Domba
kandang domba biasanya berbentuk panggung dengan lantai bercelah, dengan ketinggian kandang 70 cm.
Keuntungan Membuat kandang domba dengan berbentuk kolong, yaitu :
- kotoran domba langsung jatuh ke bawah panggung sehingga kandang mudah dibersihkan
- menghemat waktu dan tenaga dalam perawatan kandang
- memudahkan pendataan ternak (recording)
Kerugian dari Kandang Panggung
- kaki domba mudah terperosok, terlebih lagi jika perawatan lantai kandang panggung kurang baik
- tidak aman dari gangguan binatang buas pada malam hari.
Bahan Atau Meterial Kandang Domba
bahan kandang terbuat dari kayu akasia dan Borneo. dindingnya adan yang tertutup kayu rapat dan sisi lainnya terbuka sebagian. bagian terbuka ditutup dengan menggunakan kawat harmonika. bagian yang tertutup untuk menahan angin yang langsung masuk kedalam kandang terutama angin pada malam hari.
Bangsa Dan Ciri Domba
bangsa domba yang dipelihara biasanya domba garut, domba ekor gemuk, domba dorbas, domba cegar, dan domba cemuk. dengan masing-masing memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Domba Garut atau Domba Priangan
domba garut ini merupakan hasil persilangan antara domba ekor gemuk (Afrika Selatan), domba Merino dan domba lokal (indonesia).
Ciri-ciri Domba Garut atau Domba Priangan
- daun telinga kecil, kuat, dam agak meruncing
- domba jantan bertanduk besar
- pangkal ekor gemuk dan meruncing pada bagian ujungnya
- berat badan domba jantan sekitar 30-60 kg, sedangkan domba betina mempunyai berat sekitar 25-30 kg.
2. Domba Ekor Gemuk (Gibas)
ciri-ciri domba ekor gemuk adalah :
- ekor besar, lebar dan panjang, sedangkan ujungnya agak kecil
- bulu domba berwarna putih dan kasar
- tubuhnya ringan dan kecil
3. Domba Cegar (persilangan CDL dengan domba Garut)
ciri-ciri domba Cegar adalah
- domba cegar jantan kadang-kadang bertanduk, sedangkan domba cegar betina tidak bertanduk
- telinga berwarna coklat dan panjang
- bulu domba berwarna belang putih, coklat dan hitam
- ekor bulat dan panjang
- disekitar mata terdapat lingkaran berwarna hitam atau coklat.
4. Domba Cemuk
ciri-ciri domba cemuk adalah sebagai berikut :
- domba jantan dan betina tidak memiliki tanduk
- daun telinga panjang dan lebar
- bentuk muka agak melengkung
- bulu domba berwarna putih dengan bercak coklat pada bagian muka
5. Domba Dorbas (persilangan antara domba Dorset dengan domba ekor gemuk)
ciri-ciri domba dorbas :
- domba jantan dan betina tidak memiliki tanduk
- daun telinga panjang dan mengarah kesamping
- ekor besar dan panjang
- kaki domba pendek dan tertutup bulu
- bulu domba berwarna putih halus dan hampir menutupi sebagian muka
- berat domba jantan sekitar 30-40 kg, dan domba betina sekitar 25-30 kg.
Seks Rasio Domba
seks rasio yaitu satu ekor pejantan disatukan dalam kelompok kawin dengan 15 ekor betina atau 1 : 15 dalam satu musim kawin, seks rasio untuk daerah tropik adalah 1:10-20 adalah hal umum
Reproduksi Domba
a. Litter Size
pengertian litter size adalah jumlah anak yang dilahirkan dalam satu masa atau jumlah anak sekelahiran. umumnya litter size induk domba yang dipelihara diperusahaan besar berkisar antara satu sampai tiga ekor untuk setiap bagsa domba. dengan demikian rata-rata jumlah domba sekelahiran sebanyak dua ekor.
b. Umur Kawin Pertama Domba
domba pertama kali dikawinkan ketika telah mencapai umur 18 bulan untuk domba pejantan, dan pada umur 10-12 bulan untuk domba betina. pelaksanaan perkawinan pada umur ini cukup memadai, karena umur domba tersebut telah mencapai dewasa tubuh dan dewasa kelamin.
domba betina telah mencapai dewasa kelamin pada umur 6-8 bulan, namun kondisi tubuh belum mencapai maksimal, maka akan timbul hal yang merugikan, baik merugikan untuk induk domba atau pun untuk anak yang dilahirkannya.
sehingga umur yang baik untuk domba dikawinkan setelah betina mencapai dewasa tumbuh. pada umur 18-20 bulan, domba jantan muda memiliki fertilitas yang sama dengan domba jantan umur dewasa, dengan angka konsepsi 70-95% pada suatu periode perkawinan selama 35 hari.
c. Lama Bunting Domba
kebuntingan domba adalah salah suatu peristiwa terjadinya pembuahan sampai dengan masa kelahiran anak. masa kebuntingan pada domba rata-rata 148 hari, dengan kisaran antara 140-159 hari. masa kebuntingan domba di stasiun pengembangan ternak domba menargetkan lambing interval domba 9 bulan sekali, yaitu 5 bulan masa bunting, 3 bulan menyesui, dan satu bulan masa istirahat.
d. Berat Lahir Anak Domba
- berat lahir anak domba dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
- bangsa dari induk dan pejantan
- litter sixe, makin banyak anak yang dilahirkan, maka makin rendah berat lahir anak domba tersebut
- berat induk, makin berat induk yang bunting, maka berat juga anak yang akan dilahirkan
- umur induk, makin tua umur induk, berat lahir anak akan menurun. berat lahir tertinggi dicapai saat umur induk domba lima tahun dan setelah itu berat lahir akan menurun.
rata-rata berat lahir anak domba hasil persilangan lebih besar dibandingkan dengan berat lahir anak domba tanpa persilangan. selain itu berat lahir anak domba bervariasi sesuai dengan ras atau bangsa domba
e. Cara Penyapihan Domba Dan Berat Sapih Anak Domba
penyapihan anak domba dilakukan pada umur tiga sampai empat bulan. rata-rata berbagai ras domba, yaitu sebagai berikut :
- domba garut jantan rata-rata berat sapih 9,33 kg
- domba garut betina rata-rata berat sapih 8,84 kg
- domba ekor gemuk jantan memiliki berat sapih 8,55 kg
- domba ekor gemuk betina memiliki berat sapi 7,95 kg
- domba cegar jantan memiliki berat sapih 13,40 kg
- domba cegar betina memiliki berat sapih 10,55 kg
- domba cemuk jantan memiliki berat sapih 9,47 kg
- domba cemuk betina memiliki berat sapih 8,23 kg
- domba dorbas jantan memiliki berat sapih 10,85 kg
- domba dorbas betina memiliki berat sapih 9,25 kg.
dari data diatas, ternyata berat sapih terbesar adalah pada domba cegar dengan berat sapih 13,40 kg kemudian domba dorbas dengan berat sapih 10,85 kg, sedangkan ras yang lain relatif sama. hal ini menunjukan bahwa domba garut memiliki sifat yang lebih baik dari ras yang lain yaitu dalam pertambahan bobot badan
f. Sistem Perkawinan Domba
kebanyakan peternakan-peternakan besar menggunakan sistem perkawinan domba dengan cara alami melalui perkawinan kelompok atau group matting system, dengan seks rasio 1:10 untuk ternak domba. satu ekor pejantan ditempatkan satu kandang dengan sepuluh ekor induk siap kawin. pengelompokan ini berlangsung selama 2 bulan, sehingga bila terjadi kegagalan kebuntingan pada birahi pertama, maka masih ada kesempatan terjadinya kebuntingan pada birahi kedua.
g. Pertolongan Kelahiran Pada Domba Yang Akan Melahirkan
- tanda-tanda induk domba akan melahirkan
- ambing membengkak, kemerah-merahan, tegang dan telah turun
- puting susu induk kambing telah terisi penuh kolostrum dan jika dipijat akan mengeluarkan cairan keputih-putihan
- vulka membengkak dan selaput lendirnya merah serta keluar lendir yang agak lengket
- perut tampak menggantung, melenggok serta vulka telah mengendur
- induk domba terlihat gelisah, berjalan kesana-kemari, seolah-olah sedang mencari tempat yang lebih aman.
h. Cara Membatu Domba Yang Melahirkan
- membersihkan lendir dari lubang hidung dan mulut agar anak domba yang batu lahir dapat bernafas
- memotong tali puasr dengan gunting yang steril
- membersihkan lendir dari seluruh badan dengan lap yang sudah diberi air hangat, sehingga dapat menghilangkan lemak placenta yang terdapat ditubuh serta untuk mencegah stres pada anak kambing.