Sejarah Danau Bandung Purba Dan Fungsi Serta Peran Beliung Sekitar Danau Bandung
Minggu, 15 Juli 2018
Add Comment
Sejarah Danau Bandung Purba Dan Fungsi Serta Peran Beliung Sekitar Danau Bandung - Apa Itu Beliung Pada Budaya Neolitik? Beliung merupakan artefak yang berkembang pada tingkat budaya neolitik. menurut Geldern (1932) beliung merupakan petunjuk umum untuk masa bercocok tanam yang dihubungkan pula dengan penyebaran bangsa Indonesia ke kepulauan Indonesia di masa lalu. Dengan demikian telah banyak dikembangkan teori-teori tentang masa bercocok tanam dan penyebaran budaya beliung. muncul dan berkembangnya sering disebut sebagai budaya neolitik.
Sejarah Dan Fungsi Beliung Danau Bandung
Lalu kapan aktivitas pertanian dimulainya? Memang belum diketahui secara pasti. Dari data negara Thailand, memperlihatkan pertanggalan yang cukup tua. Di situs Non Nok Tha di Thailand, bukti-bukti pertanian telah ditemukan sekitar 5370 kurang lebih 390 BP. Demikian di situs Ban Kao di Thailand sekitar 3720 BP. Menurut Gorman, (1971) padi (Oriza sativa) muncul didaerah ini sekitar 3500 Sebelum Masehi. Adapun Golson dan Houghes (1980) mengatakan bahwa di dataran tinggi Papua New Guinea, tanda-tanda pertanian telah ditemukan sekitar 9000 BP dan lebih nyata disekitar 6000 BP.
Bellwood mengatakan bahwa Indonesia, data tentang pertanian berasal dari Talaud, sekitar 2500 Sebelum Masehi, pada situs yang telah mengenal teknologi gerabah dengan slip merah. Penemuan tentang beliung sebagai salah satu jenis artefak yang ditemukan di daerah sekitar Danau Bandung. perolehan beliung di daerah sekitar Danau Bandung Purba relatif banyak dengan sebaran yang cukup merata diseluruh wilayah sekitar Danau Bandung Purba. Artefak beliung diperkirakan diperoleh di daerah-daerah yang merupakan pinggiran Danau Bandung.
Lokasi Penemuan Beliung Danau Bandung Purba
Lokasi penemuan beliung berada di tiga kawasan, yaitu : wilayah utara-timurlaut, baratlaut, dan selatan-baratdaya. Dengan demikian, hampir seluruh kawasan di sekitar Danau bandung diperoleh jejak aktivitas budaya neolitik, kecuali di wilayah tenggara.
Penggunaan beliung pada manusia masa lampau, khususnya masa prasejarah di Indonesia belum didapatkan bukti-bukti penelitian yang pasti. Penelitian yang telah dilakukan belum sampai mengungkap penggunaan beliung oleh manusia pada zaman prasejarah. Hal ini yang dapat dilakukan adalah dengan cara menganalogikan dengan data etnografi.
Penelitian Di Danau Bandung Purba
Secara fisiografis, Danau Bandung dan sekitarnya , berada pada zona bandung (Bemmelen, 1949). zona Bandung merupakan daerah depresi intermontan dengan pinggir-pinggir strata tersier yang menyembul seperti pulau-pulau membentang dari teluk Pelabuhan Ratu di barat samapai ke Segara Anakan di Pantai Selatan.
Yang termasuk dalam Zona Bandung ini adalah Lembah Sukabumi, Lembah Cianjur, Lembah Bandung, Lembah Garut dan Lembah Tasikmalaya (Citanduy), yang sebagian besar terdiri dari deposit Vulkanik muda dengan singkapan-singkapan tersier pada pinggir perbukitan(pegunungan). Sampai tahun 2003, temuan beliung hampir jarang ditemukan dalam posisi in situ. Hampir keseluruhan penemuan beliung adalah beliung yang telah kehilangan konteks aslinya. Dengan demikian, penelitian yang dilakukan merupakan pengamatan artefaktual, dalam hal ini adalah teknologi dan morfologi beliung.
Hasil-hasil temuan yang telah diamati secara baik telah dikoleksi di Museum Geologi Bandung, terdapat 67 beliung, yang mana 59 buah beliung merupakan koleksi AHD Bosch dan 8 buah beliung lainnya tidak jelas siapa kolektornya. Koleksi AHD Bosch tidak diketahui dari manaa asal daerah temuannya itu hanya disebutkan daerah tempat berasal dari daerah Priangan, sedangkan 8 jenis beliung yang lain tidak diketahui siapa kolektornya, dan diperoleh di daerah Kukulu, Cikadut, dan Cililin.
Jenis Beliung Yang Digunakan Di Danau Bandung
Beliung yang dipergunakan pendukung budaya Danau Bandung merupakan beliung dengan bentuk persegi. Ciri khusus dari beliung persegi adalah membentuk memanjang dan berpenampang lintang persegi. Tajamnya dibuat dengan mengasah bagian ujung permukaan bawah landai kearah pinggir ujung-ujung permukaan atas. Bagian distal yang ditandai dengan keberadaan tajaman lebih lebar pada bagian proksimal atau pangkal. Beliung yang diteliti menunjukkan 17 diataranya dalam kondisi tidak utuh, sedangkan sebagian besar lainnya dalam kondisi utuh.
Fungsi Dan Peranan Beliung
Pada zaman neolitik, digunakan beliung yang berukuran sedang, antara 39, 40 mm hingga 11,5 mm, yaitu sebanyak 36 buah. Ditemukan jejak pakai terlihat pada seluruh ukuran beliung. Dengan demikian, beliung manusia pendukung Danau Bandung Purba dipergunakan untuk keseluruhan ukuran baik terpanjang yaitu 191,06 cm maupun yang paling pendek yaitu 39,40 cm.
Penggunaan suatu alat dapat terlihat dari ada tidaknya jejak pakai. Beliung Danau Bandung Purba hampir sebagian besar, yaitu 57 buah. Menunjukkan adanya jejak retus yaitu cekungan-cekungan kecil pada bagian tajaman. Kerusakan tersebut menunjukkan beliung tersebut pernah dipergunakan untuk suatu aktivitas di zaman neolitik.
Baca Juga Sejarah Punden Berundak Di Situs Gunung Padang
Baca Juga Sejarah Punden Berundak Di Situs Gunung Padang
Kesimpulan
Dengan demikian fungsi beliung pada masyarakat pendukung danau kemungkinan dipergunakan untuk aktivitas bertanam. Keberadaan retus-retus kecil pada bagian tajaman menjadi penunjuk adanya pemakaian beliung dalam penggunaan yang ringan. dan beliung menunjukan bahwa penggunaanya bersifat praktis.
Baca Juga Sejarah Menyingkap Tabir Benua Atlantis
Baca Juga Sejarah Menyingkap Tabir Benua Atlantis
0 Response to "Sejarah Danau Bandung Purba Dan Fungsi Serta Peran Beliung Sekitar Danau Bandung"
Komentar baru tidak diizinkan.