6 Tips Menuju Pernikahan Dan Berumah Tangga
Sabtu, 26 Mei 2018
informasitempat, 6 Tips Menuju Pernikahan Dan Berumah Tangga - Tujuan pernikahan tidak hanya sekedar saol pemenuhan kebutuhan biologis atau sekedar formalitas hubungan cinta dua individu. Lebih dari itu, pernikahan memiliki tujuan yang sangat mulia. Regenerasi, sebagai salah satu tujuan pernikahan tidak hanya bermakna membuat kekal keturunan, ataupun melestarikan manusi di muka bumi, tetapi juga melindungi diri perbuatan yang negatif.
Persiapan Pernikahan Dan Rumah Tangga
Kebebasan seksual seperti yang diterapkan di negara-negara barat telah merusak tatanan moral dan norma-norma dalam masyarakat. Dan ini dapat dibuktikan dengan benyaknya penyakit seksual, meningkatnya kasus pemerkosaan dan dengan banyaknya tidak jelasanya garis keturunan dan ahli waris. Tujuan lain pernikahan adalah untuk mengantarkan manusia kepada ketentraman. Tentu saja bila pernikahan tersebut berdiri diatas landasan pernikahan yang akan mengantarkan manusia pada ketentraman, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan.
Persiapan diperlukan agar tidak timbul penyesalan di kemudian haro. Membangun rumah tangga bukan perkara yang mudah, karena itu butuh landasan yang kuat agar pernikahan tidak mudah goyah.
6 Tips Sebelum Menuju Pernikahan dan Berumah Tangga
1. Pilihlah Pasangan Yang Baik
Hal yang paling utama untuk dapat membangun rumah tangga yang penuh ketenangan dan kasih sayang tentu saja terletak pada kecermatan kita dalam memilih pasangan. Memilih pasangan bukan perkara mudah, karena juga berarti memilih orang yang diharapkan dapat ikut membuat kita merasa terlindungi
2. Mantapkan dan Luruskan Niat Kita
Setiap pasangan yang akan memasuki gerbang pernikahan, hendaknya benar-benar meluruskan niat. niat akan menentukan apa yang akan kita dapat nantinya setelah menikah. Pernikahan hendaknya benar-benar diniatkan untuk mencapai kebahagian yang hakiki, dan lakukan pernikahan bukan karena alasan seperti yang tidak berdasar, misalkan : karena keinginan untuk memenuhi keinginan syahwat, karena kekayaan, atau karena kecantikan atau ketampanan pasangan yang akan anda nikahi.
Tidak salah jika anda menikahi pasangan anda karena alasan cantik atau tampan, yang salah adalah ketika anda berniat menikahi pasangan anda karena mengharap keindahan wajahnya saja. Bila anda menikahi pasangan anda karena kecantikan dan ketampanannya saja, itu khawatir akan menjerumuskan anda ke perbuatan maksiat ketika suatu hari nanti pasangan anda tidak cantik atau tidak tampan lagi.
3. Siapkan Mental
Setiap orang yang akan menikah harus benar-benar menyiapkan dirinya dengan mengetahui dan menyadari penuh kewajiban-kewajiban dan haknya sebagai suami atau istri. Memasuki pernikahan bukan hanya sekedar hal manis saja, karena akan banyak cobaan dan masalah menghadang. Sikap tanggung jawab dalam menjalankan hak dan kewajiban akan membantu anda menghadapi segala rintangan, sungguh, seberapa sering anda mendengar perpecahan dalam rumah tangga yang dipicu oleh ketidakmampuan suami atau istri dalam menjalankan kewajiban.
4. Berbekal Ilmu Pengetahuan
Dalam menjalankan hidup berumah tangga, kita akan menghadapi beragam persoalan yang berpotensi menimbulkan konflik. Hal yang normal, kerena pernikahan adalah menyatukan dua orang yang berbeda.
Berbeda karakter, berbeda latar belakang, berbeda juga pola pikir. pernikahan tidak hanya menuatukan dua kepribadian, tapi juga menyatukan dua keluarga.dapat anda bayangkan rumah tangga seperti itu akan mudah sekali rapuh karena tidak mampu menghadapi hidup dengan lebih baik. Jika sudah seperti itu, biasanya emosi akan menjadi andalan dalam menyelesaikan masalah itu. karena mereka tidak tahu bagaimana harus mengatasinya.
Ilmu juga penting agar dalam upaya mencari nafkah kita tidak melupakan koridor antara haram dan halal dan antara hak dan bathil, saat kita memiliki anak nanti kita, ilmu juga diperlukan untuk kita tahu bagaimana cara merawat anak yang baik dan benar, bagaimana cara memberinya makan, mendidiknya agar menjadi manusia yang berhasil dalam kehidupan.
Karena menghadapi anak yang nakal dan suka membangkang, menghadapi istri yang matrealistis, menghadapi tetangga yang suka ikut campur, tentu saja membutuhkan ilmu agar dapat menyelesaikan konflik dengan bijaksana tanpa melibatkan amarah.
Oleh karena itu sangat penting mempersiapkan bekal ilmu yang tidak hanya sebelum menikah, tapi juga seterusnya setelah kita berumah tangga. Medium untuk mendapatkan ilmutidak hanya sebatas pada buku, anda bisa berkonsultasi dengan orang tua anda, anda bisa membaca beberapa artikel di media elektronik dan sebagainnya.
5. Bersikap Ikhlas
Dalam mengurangi bahtera rumah tangga, kita akan menemukan berbagai kesulitan dan kepahitan. Sesuatu yang semula dalam pandangan kita indah bisa berubah menjadi buruk. Kekurangan pada diri pasangan (suami-isptri) yang pada mulanya tidak jadi masalah, bisa menjadi kendala besar dalam upaya mencapai kebahagiaan dalam rumah tangga yang hanya akan dirasakan oleh orang-orang yang menjalaninya secara ikhlas.
No body perfect, dengan begitu, apa pun kekurangan yang ada pada pasangan, tidak akan menjadi masalah besar, karena kita menerima kekurangan itu untuk saling melengkapi dan mensyukuri kekurangan dan kelebihannya.
6. Siap Secara Materi
Bekal cinta seringkali dianggap tidak cukup saat akan memulai hidup baru sebagai suami dan istri, saat itu materi menjadi ternaifkan. Namun dengan berjalannya waktu, serta besarnya kebutuhan dan biaya hidup, materi akan terasa pentingnya. Tidak jarang, materi menjadi pemicu konflik antara suami-istri, bahkan sering dijadikan alasan dalam perceraian.
Walau materi bukan segalanya, tapi ia merupakan bagian dari sarana hidup, dalam hidup kita memiliki berbagai kebutuhan, baik kebutuhan sandang, pangan atau kebutuhan papan. Oleh karena itu, saat akan menikah lebih baik anda telah siap secara materi atau financial, terutama untuk pria.
Pria, saat menikah memiliki kewajiban menafkahi istrinya termasuk dalam hal makanan, minum, pakaian, dan tempat tinggal yang layak. Karena sebelumnya tanggung jawab itu ada pada orang tua, maka setelah menikah, tanggung jawab itu bukan lagi tanggung jawab orang tuanya melainkan tanggung jawab suaminya.
Baca Juga 4 Cara Tepat Mencegah Pria Selingkuh
Baca Juga 4 Cara Tepat Mencegah Pria Selingkuh
Penutup
Kebutuhan ekonomi wanita menjadi tanggung jawab suami, karena itu sebaiknya laki-laki telah mandiri secara ekonomi saat memiliki niat untuk menikah, meski begitu tidak berarti para pria harus menjadi kaya dahulu untuk dapat menikah. Minimal pria memiliki pekerjaan dan kesungguhan untuk memberikan kehidupan lebih baik unttuk istri dan keluarga barunya.
Baca Juga 3 Hal Penting Yang Harus Didiskusikan Dengan Pasangan Sebelum Menikah
Baca Juga 3 Hal Penting Yang Harus Didiskusikan Dengan Pasangan Sebelum Menikah