Cara Pembuatan Media Pemeliharaan Budidaya Belut
Senin, 22 Oktober 2018
Cara Pembuatan Media Pemeliharaan Budidaya Belut
Susunan Media Pemeliharaan Budidaya Belut - Bagi para petani atau investor sebaiknya jangan menjadikan budidaya belut sebagai percobaan, tetapi haris ditekuni secara serius. kegagalan sering terjadi akibat proses fermentasi yang terlalu cepat sehingga media yang digunakan seringkali belum matang atau belum siap.
Persiapan Pemeliharaan Kolam Atau Wadah Sebelum Digunakan Untuk Budidaya Belut
1. khusus untuk budidaya belut dengan media kolam tembok, jika kolam sudah selesai dibuat, maka harus dinetralkan selama 5 - 10 hari. penetrala ini bertujuan untuk mengeluarkan racun dari kolam.
caranya adalah : kolam digosok dengan sabut kelapa atau dengan batang pisang. kemudian air didiamkan untuk mengetahui kolam tersebut bocor atau tidak. supaya tidak mudah bocor maka dasar kolam harus diberi plester.
2. Khusus untuk budidaya belut dikolam jaring, setelah kolam dikeringkan, pasang krujuk (bambu yang dibelah menjadi empat atau tirai bambu), dengan cara ditanam di tanah sekitar 20 Cm sesuai ukuran jaring yang akan ditanam. sekeliling jaring dilapisi karung plastik untuk menahan media lumpur.
3. Khusus budidaya belut dikolam drum, usahakan wadah terbebas dari karat agar tidak terlalu berbau besi. selain itu, drum di cat terlebih dahulu agar tidak berkarat. periksa jangan sampai ada kebocoran. untuk mengantisipasi awal dari kebocoran, maka penuhi drum dengan air terlebih dahulu, kemudian taruh didalam drum batang pisang yang sudah dicacah. kemudian rendam dan biarkan selama 5 hari. cacahan batang pisang berguna untuk menetralisir wadah dan racun.
media pemeliharaan budidaya belut dapat berupa tanah sawah, tanah kebun, dan tanah yang gembur. selain itu, bisa juga disusun dari beberapa bahan, seperti lumpur kolam yang sudah dikeringkan, pupuk kandang (kotoran kambing, kotoran sapi, atau kotoran kerbau), pupuk kompos (daun yang sudah dibusukkan), jerami padi, cincangan batang pisang, pupuk urea, NPK, dan EM4.
belut adalah hewan yang hidup di rawa-rawa yang kondisi tanahnya gebur dan berpori. karena itu hindarilah penggunanaan tanah liat atau tanah lempung jika pertumbuhan belut tidak ingin terganggu.
Susunan Media Budidaya Belut Di Kolam Tembok
- lapisan pertama berupa jerami setinggi 40 cm
- diatas jerami ditaburi pupuk urea dan NPK secara merata, masing-masing sebanyak 5 kg.
- diatasnya diberi tanag atau lumpur setinggi 5 cm
- pupuk kandang (kotoran kambing) basah atau kering dengan ketinggian 5 cm
- taburi dengan EM4 secara merata (standar 1 botol)
- diatasnya diberi lapisan tanah atau lumpur setinggi 5 cm
- cincangan batang pisang (termasuk hati dan bonggol pisang) yang masih segar dengan ketinggian 10 cm.
- terakhir, isi kembali dengan tanah atau lumpur setinggi 15 cm.
Susunan Media Budidaya Belut Di Kolam Jaring
- lapisan pertama berupa jerami setinggi 50 cm
- taburi dengan pupuk urea dan NPK, masing-masing sebanyak 10 kg
- diatasnya diberi tanah atau lumpur setinggi 5 cm
- taburi dengan pupuk kandang setinggi 10 cm
- taburi dengan EM4 secara merata (standar 1 botol)
- tutup dengan cincangan batang pisang setinggi 10 cm
- terakhir isi dengan tanah atu lumpur setinggi 10 cm.
Susunan Media Budidaya Belut Di Drum atau Tong
- jika tinggi drum setelah direbahkan 60 cm, beri jerami pada setinggi 30 cm, lumpur setinggi 5 cm, dan pupuk kandang setinggi 10 cm.
- beri EM4 sebanyak 1/4 botol
- cacahan batang pisang sebanyak 5 batang
- untuk mempercepat pematangan, beri pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1.
- berikan air secukupnya.
setelah semua media pemeliharaan tersi dalam kolam tembok, kolam jaring, dan kolam drum, berikan air secukupnya dan diamkan atau biarkan selama 2 - 4 minggu. apabila media dikolam tersebut menjadi kering, air harus tetap diberikan karena media tersebut sedang dalam proses fermentasi.
untuk mengetahui media untuk budidaya belut tersebut sudah matang atau belum, coba tancapkan bambu atau kayu sampai ke dasar kolam dan angkat dengan pelan-pelan ke atas. bila ada gelembung yang tidak berbau dan bening, berarti media sudah matang.
setelah media matang, air dialirkan selama 3 - 4 hari untuk menghilangkan racun, termasuk untuk kolam drum. masukkan vetsin (mecin/MSG) ke dalam kolam yang telah berisi air, lalu diamkan selama satu hari dengan kondisi air tetap dialirkan.
setelah itu, bibit-bibit belut sudah dapat ditebar sebelum pukul 7 pagi atau setelah pukul 5 sore. apabila proses fermentasi media di kolam tembok atau di kolam jaring selama 8 minggu belum matang, media tersebut harus dibalik dan ditambah pupuk SP 36, masing-masing 5 kg, atau dapat juga diberikan larutan bokasi sebanyak 2 botol, setelah itu air didiamkan lagi selama kurang lebih dua minggu.
di dalam kolam dapat juga ditebarkan bibit ikan yang masih lemah atau eceng gondok. hal ini dimaksudkan untuk cadangan makanan bibit belut yangbaru ditebarkan. setelah berjalan satu bulan, berikan temulawak yang sudah diparut sebagai vitamin tambahan. misalnya, jika ukuran kolam 5 x 5 meter, berikan 1 ons temulawak yang sudah diparut dan campurkan dengan 2 liter air.